
KEBEN
Keterangan:
Keben memiliki Latin memiliki Barringtonia asiatica Kurz. Tanaman ini adalah tanaman herba asli Papua, yang oleh orang Papua disebut sebagai Rabon pi keben. Papua menggunakan tanaman keben sebagai obat mata. Bagian tanaman untuk obat mata adalah buah dan biji. Keben merupakan pohon berkayu lunak, dan berdiameter sekitar 50 cm dengan ketinggian 4 hingga 16 meter. Sistem perakarannya banyak dan sebagian tergenang di air laut ketika pasang dan memiliki banyak percabangan yang terletak di bagian bawah batang mendekati tanah. Bentuk daunnya besar, mengkilap dan berdaging. Daun mudanya berwarna merah muda dan akan berubah menjadi kekuningan setelah tua. Besar buah Keben seukuran genggaman tangan orang dewasa, berwarna hijau ketika muda dan akan menjadi kecokelatan setelah tua dan kering. Sedangkan ukuran bunganya sekitar 16 cm, berwarna putih dengan benang sari berwarna merah muda. Buah dan biji Keben sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit pada mata, seperti rabun jauh, rabun dekat, silindris, hingga katarak dengan cara meneteskan airnya kedalam mata. Keben memiliki kandungan senyawa berupa saponin beracun di dalam biji. Selain saponin, buah dan biji Keben juga mengandung asam galat, asam hidrosianat yang terdiri dari monosakarida serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam 19-epibartogenat, dan asam anhidro-bartogenat. Senyawa aktif dalam biji buah ini yang memiliki efek penyembuhan dalam pengobatan mata adalah dari golongan saponin. Beberapa jenis saponin telah berhasil diidentifikasi. Saponin yang berasal dari buah Keben merupakan saponin jenis baru. Dengan kandungan senyawa tersebut buah Keben memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti anti bakteri, anti jamur, analgesik, dan anti tumor. Obat tetes mata Keben terbukti dapat menghilangkan kelainan mata minus dan silindris secara permanen 100% pada anak-anak yang belum memasuki masa puber. Untuk orang dewasa, obat tetes ini dapat menurunkan mata minus dan silindris hingga 75%. Penetesan dilakukan setiap 2 hari sekali, masing-masing mata 2 tetes. Contohnya bila seseorang menderita minus 2, setelah 20-24 hari minusnya akan menurun sebesar 0,5 sehingga menjadi 1,5 dan akan sembuh total setelah 40-48 penetesan atau diperlukan waktu sekitar 3 bulan.